Tokoh-tokoh
Matematika Dunia
Inilah
tokoh-tokoh yang sangat berperan penting dalam bidang Matematika
1. Thales (624-550 SM)
.Perintis
matematika dan filsafat Yunani adalah Thales.
Theorema Thales
Thales Matematikawan pertama yang merumuskan teorema atau proposisi, tradisi ini menjadi lebih jelas setelah dijabarkan oleh Euclid dan dikenal dengan theorema Thales, yaitu:
Theorema Thales
Thales Matematikawan pertama yang merumuskan teorema atau proposisi, tradisi ini menjadi lebih jelas setelah dijabarkan oleh Euclid dan dikenal dengan theorema Thales, yaitu:
1.
Lingkaran dibagi dua oleh garis yang melalui
pusatnya yang disebut dengan diameter.
2.
Besarnya sudut-sudut alas segitiga sama kali
adalah sama besar.
3.
Sudut-sudut vertikal yang terbentuk dari dua
garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis lurus menyilang, sama besarnya.
4.
Apabila sepasang sisinya, sepasang sudut yang
terletak pada sisi itu dan sepasang sudut yang terletak dihadapan sisi itu sama
besarnya, maka kedua segitiga itu dikatakan sama sebangun.
5.
Segitiga dengan alas diketahui dan sudut
tertentu dapat digunakan untuk mengukur jarak kapal.
2. Pythagoras
(582-496 SM)
Pythagoras
lahir di pulau Samos, Yunani selatan sekitar 580 SM (Sebelum Masehi). Dia
sering melakukan perjalanan ke Babylon, Mesir dan diperkirakan pernah sampai di
India. Di Babylon, teristimewa, Pythagoras menjalin hubungan dengan ahli-ahli
matematika.
“Apabila
bilangan mengatur alam semesta, Bilangan adalah kuasa yang diberikan kepada
kita guna mendapatkan mahkota, untuk itu kita menguasai bilangan.
If “Number rules the universe, Number is merely our delegate to the throne, for we rule Number.”
If “Number rules the universe, Number is merely our delegate to the throne, for we rule Number.”
Mencetuskan
aksioma-aksioma, postulat-postulat yang perlu dijabarkan terlebih dahulu dalam
mengembangkan geometri.
Bukan orang
yang menemukan suatu teorema Pythagoras namun dia berhasil membuat pembuktian
matematis. Pythagoras menemukan sebagai bilangan irrasional.
3. Socrates
(427-347 SM)
Filosofi besar
dari Yunani. Pencipta ajaran serba cita, karena itu filosofinya dinamakan
idealisme. Ajarannya lahir karena pergaulannya dengan kaum sofis. Plato
merupakan ahli pikir pertama yang menerima paham adanya alam bukan benda.
4. Ecluides
(325-265 SM)
Euklides
disebut sebagai “Bapak Geometri” karena menemuka teori bilangan dan geometri.
Subyek-subyek yang dibahas adalah bentuk-bentuk, teorema Pythagoras, persamaan
dalam aljabar, lingkaran, tangen,geometri ruang, teori proporsi dan lain-lain.
Alat-alat temuan Eukluides antara lain mistar dan jangka.
The Element
dapat dikatakan karya fenomenal pada jaman itu. Terdiri dari 13 buku yang
tersusun berdasarkan tema dan topik.
1.
Buku I : Dasar-dasar geometri: teori segitiga,
sejajar dan luas
2.
Buku II : Aljabar geometri
3.
Buku III : Teori-teori tentang lingkaran
4.
Buku IV : Cara membuat garis dan gambar
melengkung
5.
Buku V : Teori tentang proporsi-proporsi abstrak
6.
Buku VI : Bentuk yang sama dan proporsi-proporsi
dalam geometri
7.
Buku VII : Dasar-dasar teori angka
8.
Buku VIII : Proporsi-proporsi lanjutan dalam
teori angka
9.
Buku IX : Teori angka
10.
Buku X : Klasifikasi
11.
Buku XI : Geometri tiga dimensi
12.
Buku XII : Mengukur bentuk-bentuk
13.
Buku XIII : Bentuk-bentuk tri-matra (tiga
dimensi)
Euclid
mencetuskan 5 postulat yang kemudian menjadi pokok bahasan.
1. Garis lurus
dapat digambar dari (sembarang) titik sampai (sembarang) titik lainnya.
2. Ujung garis lurus dapat dilanjutkan terus sebagai garis lurus.
3. Lingkaran dapat digambar dari sembarang titik pusat dan dengan jari-jari berbeda.
4. Semua sudut-sudut di sisi kanan besarnya sama dengan sisi lainnya.
5. Apabila garis lurus terpotong menjadi dua garis lurus, menyudut di sisi dalam pada kedua garis pada sisi yang sama daripada dua sudut yang sejajar, jika diteruskan sampai ke (titik) tak terhingga, akan berpotongan pada sisi dimana sudutnya lebih kecil dibandingkan sudut yang terbentuk dari dua garis.
2. Ujung garis lurus dapat dilanjutkan terus sebagai garis lurus.
3. Lingkaran dapat digambar dari sembarang titik pusat dan dengan jari-jari berbeda.
4. Semua sudut-sudut di sisi kanan besarnya sama dengan sisi lainnya.
5. Apabila garis lurus terpotong menjadi dua garis lurus, menyudut di sisi dalam pada kedua garis pada sisi yang sama daripada dua sudut yang sejajar, jika diteruskan sampai ke (titik) tak terhingga, akan berpotongan pada sisi dimana sudutnya lebih kecil dibandingkan sudut yang terbentuk dari dua garis.
5. Archimedes
(287-212 SM)
Archimedes mengaplikasikan prinsip fisika dan matematika.
Dan juga menemukan perhitungan π (pi) dalam menghitung luas lingkaran. Ia
adalah ahli matematika terbesar sepanjang zaman dan di zaman kuno. Tiga karya
Archimedes membahas geometri bidang datar, yaitu pengukuran lingkaran,
kuadratur dari parabola dan spiral.
Archimedes
adalah seorang arsitokrat. Archimedes adalah anak astronom Pheidias yang lahir
di Syracuse, koloni Yunani yang sekarang dikenal dengan nama Sisilia.
Archimedes
adalah orang pertama yang memberi metode menghitung besar ? (pi) dengan derajat
akurasi yang tinggi. Menghitung besar ? dilakukan dengan cara membuat lingkaran
diantara dua segi enam. Luas segi enam kecil < luas lingkaran < luas segi
enam besar. Dengan memperbesar jumlah segi - Archimedes membuat 96 sisi,
diperoleh besaran:
3 10/71 < Л
< 3 1/7
(3,14084 < Л < 3,14285)
(3,14084 < Л < 3,14285)
Kontribusi
penghitungan Л (pi) dari Archimedes barangkali dapat disebut sebagai awal bagi
para pengikut untuk meniru metode yang dipakai untuk menghitung luas lingkaran.
Terus memperbanyak jumlah segi enam untuk menghitung besaran Л (pi) mengilhami
para matematikawan berikutnya bahwa adanya suatu ketidakhinggaan - seperti
paradoks Zeno, dimana hal ini mendorong penemuan kalkulus.
6. Appolonius
(262-190 SM)
Kurang begitu
terkenal juga. Tapi konsepnya mengenai parabola, hiperbola, dan elips banyak
memberi sumbangan bagi astronomi modern. Ia merupakan seorang matematikawan
yang ahli dalam geometri. Teorema Appolonius menghubungkan beberapa unsur dalam
segitiga.
Tidak banyak
informasi tentang Apollonius dari Perga yang lazim disebut dengan pakar
pengukur tanah (geometer) terbesar.
Apollonius
yang menjadi matematikawan lahir di Perga, Pamphylia yang sekarang dikenal
dengan sebutan Murtina atau Murtana, terletak di Antalya, Turki.
Konsep
parabola, hiperbola dan elips banyak memberi sumbangan bagi astronomi modern.
Buku Newton Principia memberi harapan orang melakukan perjalanan ke luar
angkasa. Baru tahun 1960-an, keinginan itu terlaksana karena pemahaman konsep
minima, maksima dan tangen dari Apollonius. Karya Apollonius kelak
digeneralisasikan oleh Descartes - setelah ada “sentuhan” Pappus, untuk menguji
geometri analitik. Tema seperti buku teks dan bahasan yang mendalam dan rinci
mamberi inspirasi bagi perkembangan matematika abad-abad berikutnya.
7. Diophantus
(250-200 SM)
Diophanus
menulis Arithmetica, yang mana isinya merupakan pengembangan aljabar yang
dilakukan dengan membuat beberapa persamaan. Persamaan-persamaan tersebut
disebut persamaan Diophantin, digunakan pada matematika sampai sekarang.
Diophantus dan
Aljabar
Dalam Arithmetica, meski bukan merupakan buku teks aljabar akan tetapi didalamnya terdapat problem persamaan x² = 1 + 30y² dan x² = 1 + 26y², yang kemudian diubah menjadi “persamaan Pell” x² = 1 + py²; sekali lagi didapat jawaban tunggal, karena Diophantus adalah pemecah problem bukan menciptakan persamaan dan buku itu berisikan kumpulan problem dan aplikasi pada aljabar. Problem Diophantus untuk menemukan bilangan x, y, a dalam persamaan x² + y² = a² atau x³ + y³ = a³, kelak mendasari Fermat mencetuskan TTF (Theorema Terakhir Fermat). Prestasi ini membuat Diophantus seringkali disebut dengan ahli aljabar dari Babylonia dan karyanya disebut dengan aljabar Babylonia.
*) Misal umur x, sehingga x = 1/6x + 1/12x + 1/7x + 5 + ½x + 4 akan diperoleh x = 84, umur Diophantus
Dalam Arithmetica, meski bukan merupakan buku teks aljabar akan tetapi didalamnya terdapat problem persamaan x² = 1 + 30y² dan x² = 1 + 26y², yang kemudian diubah menjadi “persamaan Pell” x² = 1 + py²; sekali lagi didapat jawaban tunggal, karena Diophantus adalah pemecah problem bukan menciptakan persamaan dan buku itu berisikan kumpulan problem dan aplikasi pada aljabar. Problem Diophantus untuk menemukan bilangan x, y, a dalam persamaan x² + y² = a² atau x³ + y³ = a³, kelak mendasari Fermat mencetuskan TTF (Theorema Terakhir Fermat). Prestasi ini membuat Diophantus seringkali disebut dengan ahli aljabar dari Babylonia dan karyanya disebut dengan aljabar Babylonia.
*) Misal umur x, sehingga x = 1/6x + 1/12x + 1/7x + 5 + ½x + 4 akan diperoleh x = 84, umur Diophantus
Ia merupakan
“Bapak Aljabar” bagi Babilonia yang mengembangkan konsep-konsep aljabar
Babilonia. Karya besar Diophantus berupa buku aritmatika, buku karangan pertama
tentang sistem aljabar. Bagian yang terpelihara dari aritmatika Diophantus
berisi pemecahan kira-kira 130 soal yang menghasilkan persamaan-persamaan
tingkat pertama
Karya-karyanya
tidak hanya mencakup tipe material tertentu yang membentuk dasar aljabar
modern; bukan pula mirip dengan aljabar geometri yang dirintis oleh Euclid.
Diophantus mengembangkan konsep-konsep aljabar Babylonia dan merintis suatu bentuk persamaan sehingga bentuk persamaan seringkali disebut dengan persamaan Diophantine (Diophantine Equation) menunjuk bahwa Diophantus cukup memberi sumbangsih bagi perkembangan matematika.
Diophantus mengembangkan konsep-konsep aljabar Babylonia dan merintis suatu bentuk persamaan sehingga bentuk persamaan seringkali disebut dengan persamaan Diophantine (Diophantine Equation) menunjuk bahwa Diophantus cukup memberi sumbangsih bagi perkembangan matematika.
8. Francois
Viete (1540 - 1603)
Ayah Viete
adalah Etienne Viete, adalah seorang pengacara tinggal di Fontenay-le-Comte,
sebelah barat Perancis, sekitar 50 km kota di tepi pantai, La Rochelle. Ibu
Viete adalah Marguerite Dupont. Viete menuntut ilmu di sekolah di
Fontenay-le-Comte, sebelum pindah ke Poitier, sekitar 80 km sebelah timur
Fontenay-de-Comte, dan menjadi mahasiswa universitas Poitier.
Tahun 1570,
Viete pergi dari La Rochelle menuju Paris. Meski tidak dipekerjakan sebagai
seorang ilmuwan profesional atau matematikawan, Viete ternyata mampu membuat
karya di bidang matematika dan astronomi yang diterbitkan di Paris pada tahun
1571.
Penggunaan
sistem bilangan kelipatan sepuluh (desimal) dirintis oleh Viete kelak menjadi
dasar pertimbangan bagi Lagrange pada saat menentukan ukuran baku untuk berat
dan ukuran setelah terjadi revolusi Perancis. Memberi perkembangan kepada teori
persamaan. Menyajikan metode-metode untuk menyelesaikan persamaan-persamaan
pangkat dua, tiga dan empat yang sudah dibakukan bentuknya. Viete mengetahui
hubungan antara persamaan-persamaan dengan akar positif dan koefisien dari
berbagai pangkat dengan banyak peubah tidak diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar